Ada kisah yang menceritakan seekor burung pipit di zaman Nabi Ibrahim AS. Tatkala kekasih Allah itu dibakar oleh Namrudz yang kejam, burung kecil ini berusaha melakukan sesuatu dan tidak tinggal diam.
Dia angkut air dengan paruhnya yang kecil untuk memadamkan kobaran api besar yang disulut raja lalim.
Berulang kali dia mengangkut air, dan pasti, usaha itu tidak bisa memadamkan api yang sangat besar.
Burung-burung lain bertanya pada pipit kecil, mengapa dia melalukan itu Tak berguna dan tidak memberi hasil. Begitu kata mereka.
Tapi burung pipit kecil memberikan jawaban yang sangat luar biasa.
"Mungkin air yang kubawa tidak akan memadamkan api di bawah sana. Tapi jika nanti Allah bertanya, maka aku bisa memberikan jawaban, dan sbg bukti dimana aku berpihak. Bahwa aku tidak tinggal diam. Aku telah melakukan sesuatu!"
Agama ini dibawa dan didukung oleh manusia-manusia yang mengambil peran.
Manusia-manusia yang bekerja dan tidak tinggal diam. Manusia-manusia yang maju dan bergerak mengusung dakwah dengan segala dan berbagai kemampuan.
Dengan tenaga, dengan pikirannya, dengan hartanya, dengan kemampuannya, dengan doanya, dengan waktu, bahkan keterampilannya.
Sekarang giliran kita untuk mengambil peran, untuk kebaikan.
Jangan berdiam diri, ambil bagian dalam dakwah dan perjuangan. Besar kecil tak jadi soal. Sebab Allah yang menilai dan memandang.
Komentar
Posting Komentar